Sabtu, 19 Oktober 2013

Membangun Etos Kerja

 بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمَنِ الرَّ حِيْمِ
Manusia sebagai makhluk, seperti juga makhluk hidup lainnya menghadapi tuntutan-tuntutan hidup dan kehidupan itu sendiri baik dari segi pemeliharaan kelangsungan hidup maupun dari segi pertahanan diri dari ancaman yang datang dari luar.
Hal ini sudah merupakan sunnatulloh yang akan tetap berlaku dan tidak akan pernah berubah. Untuk itu manusia perlu berikhtiar atau berusaha dengan cara yang baik dan halal sekadar untuk mencukupi dirinya ataupun lebih, agar tidak menjadi beban bagi dirinya maupun orang lain.

Manusia, disamping ia mempunyai hak dan kewajiban kepada Sang Pencipta, yaitu Alloh SWT dan kepada makhluk lainnya, juga mempunyai hak dan kewajiban atas dirinya. Tubuh atau jasad mempunyai hak untuk diberi nafkah, baik itu berupa nafkah lahir seperti makan, minum, pakaian, tempat tinggal dan lain sebagainya juga nafkah bathin berupa ilmu pengetahuan, akhlaq / adab, kesehatan dan lain-lain.

Walhasil seseorang harus berusaha dan bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya. Firman Alloh SWT : “ Dan katakanlah : “ Bekerjalah kamu, maka Alloh dan Rasul-Nya serta orang-orang mu’min akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada ( Alloh ) Yang Maha Mengetahu akan yang ghaib dan nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kau kerjakan “. [ QS at-Taubah : 9 : 105 ].
  Alkisah, suatu hari ketika Maryam, ibunda Nabi Isa a.s. merasa sakit ketika ia akan melahirkan anak, memaksa ia bersandar pada pangkal sebatang pohon kurma, ia berkata : “ Aduhai alangkah baiknya aku mati sebelum ini dan aku menjadi sesuatu yang tidak berarti, lagi dilupakan “. Lalu datang malaikat Jibril menyerunya dari tempat yang rendah : “ Janganlah engkau bersedih hati, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal pohon kurma itu kearahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu, maka makan, minum dan bersenang hatilah Jika kamu melihat seorang manusia, maka katakanlah : “ Sesungguhnya aku telah bernazar puasa untuk Tuhan Yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini “.

Kisah ini terdapat di dalam Kitab Suci Al-Qur’an surah Maryam ayat ke 23 s/d 26. Kisah Maryam ini memberi pelajaran kepada manusia, bahwa seseorang tidak boleh menyerah di dalam menghadapi kesulitan hidup, ia harus berusaha dan bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti makan, minum, tempat tinggal dan sebagainya walaupun dalam kondisi yang lemah.

Dikisahkan juga bahwa pada suatu hari Rasululloh SAW melihat seorang pemuda yang kerjanya hanya beribadah dan duduk-duduk di masjid, kemudian Rasululloh SAW memanggilnya dan memberikan kepadanya sebilah pisau dan seutas tali , lalu menyuruh pemuda tersebut pergi ke hutan, mencari kayu dan mengikatnya serta menjualnya ke pasar. Rasululloh SAW juga bersabda : “ Makanan seseorang yang terbaik adalah dari hasil jerih payahnya sendiri “. [ HR. Ahmad dan Bukhari dari al-Miqdad r.a ].

Untuk merubah kehidupan ini seseorang tidak bisa hanya berpangku tangan atau meminta-minta, ia harus merubahnya dengan dirinya sendiri dengan melakukan kerja keras dan berusaha. Firman Alloh swt di dalam al-Qur’an surah ar-Ra’du ayat 11 : “ ...Bahwasanya Alloh tidak akan merubah nasib sesuatu kaum sampai mereka merubah keadaan mereka sendiri …“.

Perlu difahami bahwa Alloh SWT menciptakan manusia dan alam ini tidaklah sia-sia, diberikan oleh-Nya berbagai sarana berupa penglihatan, pendengaran dan akal ( hati ) dan lain-lain untuk menfaatkan segala apa yang ada di muka bumi ini sebagai bekal hidup dan kehidupannya, baik di dunia maupun di akhirat kelak. Orang-orang yang tidak memanfaatkan pemberian Alloh SWT, samalah ia dengan telah meremehkan Sang Pemberi yaitu Alloh SWT. Na’uudzu billaahi min dzalik.

Didalam al-Qur’an surah al-Mulk ayat 2 , Alloh SWT berfirman yang artinya : “ ( Dia ) yang menjadikan mati dan hidup untuk menguji diantara kamu siapa yang paling bagus amalnya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun “.  Ayat ini memberi motifasi kepada seluruh manusia agar  hidup dan kehidupannya memiliki nilai yang baik serta bermanfaat baik untuk dirinya dan juga orang lain.

Rasululloh SAW bersabda : “ Bekerjalah kamu untuk duniamu seakan-akan engkau hidup selamanya dan beramallah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok hari. “. Hadits ini mengandung hikmah yang sangat dalam , yaitu dimana seseorang dalam  kesibukannya  mencari nafkah di muka bumi namun ia tetap memelihara norma-norma keagamaannya , dari mana dan dengan cara bagaimana ia mendapatkannya dan kemana dibelanjakan serta wajib bersyukur. 

Ada sebuah ungkapan yang disampaikan oleh shahabat Umar bin Khaththab r.a. ia mengatakan : “ Janganlah engkau menunggu sore hari apa yang dapat engkau kerjakan pagi ini dan jangan engkau menunggu esok hari apa yang dapat engkau kerjakan sore ini . Kami kira ungkapan ini sangat tepat jika kita jadikan suatu “ MOTTO “ dalam menjalankan hidup dan kehidupan di muka bumi ini.
Kami kira demikian yang dapat kami uraikan mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semuanya.
Semoga Alloh swt memberikan petunjuk dan jalan kemudahan bagi kita untuk mencapai kesuksesan hidup baik di dunia maupun di akhirat . Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar