Rabu, 06 Maret 2013

SEJARAH BENDERA REPUBLIK INDONESIA

Article 1
BENDERA MERAH PUTIH FAKTA DAN SEJARAHNYA

Mari kita kilas balik pada sejarah ketika kerajaan - kerajaan masih eksis di bumi Nusantara, kita mulai dari era kerajaan Majapahit. Dahulu bendera Merah Putih digunakan oleh kerajaan terbesar yang pernah menguasai wilayah Asia tenggara sebagai bendera Kerajaan yang sangat sakral, dan kerajaan tersebut adalah kerajaan Majapahit.

Bendera Merah Putih merupakan suara dan pemersatu Nusantara pada masa itu. Konon para prajurit kerajaan Majapahit diharuskan bersumpah setia sampai mati untuk melindungi dimana dan kapan pun bendera merah putih ini berada.  


Dan menurut kepercayaan orang Jawa , sumpah para Prajurit kekaisaran Majapahit ini terus berlangsung hingga saat ini. Bisa dikatakan walaupun para prajurit kerajaan Majapahit telah lama tiada tapi arwahnya (di dunia lain sana) tetap melindungi Sang Saka Merah Putih kita.

Kenapa arwah prajurit tersebut masih melindungi bendera merah putih, hal ini disebabkan pada kepercayaan orang Jawa kuno. Bahwa sumpah itu paling diharamkan untuk dilakukan, karena sumpah tersebut mengikat orang yang mengucapkan sumpah dan tidak akan hilang meskipun kita telah meninggal.

Jadi apabila kita mengibarkan atau pun mengenakan simbol bendera merah putih, kita akan selalu diikuti dan dijaga oleh para prajurit kerajaan majapahit tersebut ( hal ini menurut kepercayaan orang Jawa).

Dan jika anda tidak percaya....cobalah perhatikan sekeliling anda....Jika anda melihat ada pembangunan konstruksi baik rumah, gedung2 bertingkat maupun jembatan anda pasti melihat para pekerja konstruksinya alias kuli, selalu memasang bendera merah putih di tiang bambu (klo komplet biasanya disertai dengan buah kelapa dan gabah diikatkan dibawah bendera). Ini dimaksudkan agar tidak terjadi malapetaka pada saat proses pembangun konstruksi tersebut (karena dilindungi oleh para prajurit majapahit). Makanya jangan heran kalau kecelakaan kerja sangat minim, padahal safety prosedur para kuli biasanya memprihatinkan.

Sebagai contoh nyata di sekitar anda, cobalah lihat kebiasaan (habit) masyarakat Jawa, saat mereka merayakan ulang tahun (biasanya pada bayi). Yang ulang Tahun biasanya selalu dibuatkan bubur merah putih dan biasanya disuruh makan bubur tersebut (dengan harapan agar selama tahun itu dilindungi oleh para prajurit tersebut).

Contoh lainnya lagi anda bisa melihat para nelayan-nelayan Jawa di pesisir pantai utara maupun di pesisir pantai selatan. Mereka tidak akan berani melaut jika bendera merah putihnya nggak terpasang, karena mereka mempercayai perlindungan yang diberikan oleh para arwah prajurit majapahit tersebut.

Satu informasi lagi yang dapat anda temukan jika anda membaca buku "Bagaimana melihat aura", dalam buku tersebut menyebutkan bahwa warna merah putih merupakan warna aura yang terbaik, dimana perbandingan warna merah dan putihnya seimbang. Jika kedua warna tersebut seimbang, maka orang tersebut dapat menghasilkan energi yang besar. Hal ini sama juga dengan filosofi Cina yakni Yin dan Yang, dimana hitam dan putih dapat saling bersinergi, apabila kedua warna tersebut seimbang.

Dari sejarah dan pertimbangan diatas mungkin yang mendasari kerajaan Majapahit maupun pendiri bangsa kita untuk memilih bendera merah putih sebagai bendera yang mereka percayai mempunyai makna dan filosofi mendalam.

Dapatkan juga informasi mengenai Bendera Merah Putih melalui Sejarah Bendera Indonesia Merah Putih, pada tulisan tersebut dipaparkan sejarah digunakannya bendera merah putih dari pandangan sejarah hingga penggunaannya dalam berbagai peristiwa sejarah di Indonesia.

Selain itu ada juga, Sejarah Bendera Merah Putih dalam tulisan tersebut dijelaskan alasan pemilihan bendera merah putih dari runut sejarah dimulai dari pendapat Prapanca, Bendera Merah Putih di Abad XX, hingga bendera merah putih di bumi Indonesia Merdeka. 
Berikut dapat dibaca pula sejarah bendera kita dengan artikel 2 dibawah ini sebagai baahan referensi 
 Article 1
 SEJARAH BENDERA MERAH PUTIH
Bendera nasional Indonesia adalah sebuah bendera berdesain sederhana dengan dua warna yang dibagi menjadi dua bagian secara mendatar (horizontal). Warnanya diambil dari warna Kerajaan Majapahit. Sebenarnya tidak hanya kerajaan Majapahit saja yang memakai bendera merah putih sebagai lambang kebesaran. Sebelum Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji-panji merah putih.

Selain itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai warna merah putih sebagai warna benderanya , bergambar pedang kembar warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.

Ketika terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.

Di jaman kerajaan Bugis Bone,Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka, bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan Bone.Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang.
Pada waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda.

Bendera yang dinamakan Sang Merah Putih ini pertama kali digunakan oleh para pelajar dan kaum nasionalis pada awal abad ke-20 di bawah kekuasaan Belanda. Setelah Perang Dunia II berakhir, Indonesia merdeka dan mulai menggunakan bendera ini sebagai bendera nasional.

Arti Warna

Bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti berani, putih berarti suci. Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan untuk Indonesia.
Ditinjau dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula jawa/gula aren dan warna putih mirip dengan warna nasi. Kedua bahan ini adalah bahan utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau Jawa. Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih). Sejak dulu warna merah dan putih ini oleh orang Jawa digunakan untuk upacara selamatan kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di dalam rahim berupa bubur yang diberi
pewarna merah sebagian. Orang Jawa percaya bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya
unsur merah sebagai lambang ibu, yaitu darah yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir,
dan unsur putih sebagai lambang ayah, yang ditanam di gua garba.

Peraturan Tentang Bendera Merah Putih
UUD '45 pasal 35 Bendera Negara Indonesia ialah Sang Merah Putih.
Peraturan Pemerintah No.40/1958 tentang Bendera Kebangsaan Republik Indonesia

Bendera Pusaka
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia dikumandangkan pada hari Jum’at tanggal
17 Agustus 1945, pukul 10.00 di Jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta. Setelah
pernyataan kemerdekaan tersebut, untuk pertama kalinya secara resmi Bendera
Kebangsaan Merah Putih dikibarkan oleh Latief Hendaningrat dan Suhud. S. Bendera
tersebut merupakan hasil jahitan Ibu Fatmawati Soekarno dan selanjutnya bendera inilah
yang disebut “Bendera Pusaka”
Bendera Pusaka berkibar siang dan malam ditengah hujan, tembakan sampai Ibukota
Republik Indonesia dipindahkan ke Yogyakarta pada tahun 1946.
Pada tahun 1948 Belanda melancarkan agresi militernya. Pada waktu itu Ibukota RI
berada di Yogyakarta, Bapak Husein Mutahar (Bapak Paskibraka-red) ditugaskan oleh
Presiden Soekarno untuk menyelematkan Bendera Pusaka. (Penyelematan Bendera
tersebut merupakan salah satu bagian dari sejarah untuk menegakan berkibarnya Sang
Merah Putih di persada Ibu Pertiwi)
Untuk menyelamatkan Bendera Pusaka tersebut terpaksa Bapak Husein Mutahar harus
memisahkan antara bagian yang merah serta putihnya. Akhirnya dengan bantuan Ibu
Perna Dinata benang jahitan diantara Bendera tersebut berhasil dipisahkan. Selanjutnya
kedua bagian tersebut masing-masing di simpan sebagai dasar pada kedua tas Bapak
Husein Mutahar yang selanjutnya tas tersebut diisi dengan pakaian serta perlengkapan
pribadi miliknya. Hal ihwal Bendera tersebut dipisahkan, karena pada waktu itu beliau
mempunyai pemikiran bahwa setelah dipisah Bendera tersebut tidak lagi dapat dikatakan
Bendera karena hanya sebatas secarik kain. Hal ini dilakukan guna menghindari
penyitaan dari pihak Belanda.
Tak lama setelah Presiden menyerahkan Bendera Pusaka, Beliau ditangkap dan
diasingkan oleh Belanda bersama Wakil Presiden beserta staf kepresidenan lainnya ke
Muntok, Bangka Sumatera.
Sekitar pertengahan bulan Juni 1948 Bapak Husein Mutahar menerima berita dari Bapak
Soejono , isi pemberitahuan itu yakni adanya surat pribadi Presiden pada dirinya yang
pada pokoknya Presiden memerintahkan Bapak Husein Mutahar guna menyerahkan
kembali Bendera Pusaka kepada Beliau dengan perantaraan Bapak Soejono yangselanjutnya Bendera Pusaka tersebut dibawa serta diserahkan kepada Presiden ditempat pengasingan (Muntok, Bangka).
Setelah mengetahui hal tersebut, dengan meminjam mesin jahit milik isteri seorang dokter, Bendera Pusaka yang terpisah menjadi dua bagian tersebut disatukan kembali persis pada posisinya semula, akan tetapi sekitar 2 cm dari ujung Bendera ada sedikit kesalahan jahit.
Selanjutnya Bendera tersebut di serahkan kepada Bapak Soejono sesuai dengan isi surat perintah Presiden.
Ditulis kembali
Oleh Arti Tresno
Kel. Koya Timur - Distrik Muara Tami
Kota Jayapura - Papua



Tidak ada komentar:

Posting Komentar